-->

Gerhana Matahari Total Indo 2016

Gerhana matahari
Gerhana Matahari 9-03-2016, GMT kali ini akan melintasi 11 provinsi di Indonesia, yakni Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan barat, Kalimantan tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi tengah, dan Maluku Utara. Memang tak semua wilayah di Indonesia dapat menyaksikan kesempurnaan Gerhana Matahari Total tersebut. Namun ada beberapa kota besar yang diperkirakan akan dilintasi oleh GMT, yakni Palembang, Palangkaraya, Tanjung Pandan, Muko-Muko, Balikpapan, Palu, dan ternate. Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Gorontalo mengungkapkan ada dua lokasi sempurna untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total, yakni di Olele dan Taludaa di Kabupaten Bone Bolango.

Hal-Hal yang Akan Terjadi Pada Saat Gerhana Matahari 

1. Hewan Kebingungan
Hewan amat dekat dengan kondisi alam. Saat terjadi perubahan, mereka akan mengalami kebingungan. Hewan-hewan yang biasanya tidur pada malam hari, ketika dunia berubah menjadi gelap membuat mereka bersiap-siap tidur di siang hari. Sementara hewan-hewan malam mulai tergugah untuk bangun dan bergerak. Hal tersebut terjadi dengan cepat, gerhana matahari biasanya terjadi hanya beberapa menit. Namun, tak semua hewan mengalami hal tersebut. Ada juga yang dengan tenang menikmati perubahan ini.

2. Terkait Cacat Lahir
Mitos yang sempat dipercayai oleh orang Indian yakni ibu hamil tidak boleh keluar saat gerhana terjadi. Jika dilakukan hal itu bisa membuat bayi lahir buta atau mengalami bibir sumbing.

3. Trik Christopher Columbus terhadap orang Jamaika
Salah satu hal menarik tentang gerhana, dalam hal ini gerhana bulan adalah kaitannya dengan Christopher Columbus.
Pada sekitar 1503, Columbus dan kapal layarnya terdampar di Jamaika. Masyarakat Jamaika pada saat itu menyambut baik kehadiran Columbus dan para awak kapal dengan memberi makan. Namun suatu ketika mereka mencuri barang milik penduduk lokal, hal ini membuat berang masyarakat Jamaika sehingga Columbus dan kru tidak lagi diberi makan.
Columbus dan kru tentu saja merasa kelaparan, ia pun memutar otak agar bisa kembali diberi makan. Berbekal tabel astronomi Abrahan Zacuto, Columbus mempelajarinya. Ia pun mengetahui bahwa akan terjadi gerhana bulan.
Lalu, ia mengatakan kepada kepala suku penduduk lokal bahwa akan terjadi gerhana bulan. Columbus mengatakan kejadian ini terjadi karena dewa marah akibat perlakuan penduduk lokal terhadap Columbus dan kru. Columbus pun mengatakan hal ini bisa saja tidak terjadi bila mereka memberikan makanan. Namun kepala suku menolak.
Benar saja, bulan nampak menjadi merah, dan penduduk lokal ketakutan. Mereka memohon kepada Columbus agar meminta dewa tidak marah. Columbus pun berpura-pura memohon kepada dewa sambil menghitung jam pasir untuk menghitung lama gerhana bulan. Ya setelah 48 menit, gerhana bulan selesai. Columbus dan kru mendapat makanan.

4. Di Thailand orang menabuh panci
Di masa lalu, sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi mampu menjelaskan penyebab gerhana matahari, orang-orang Thailand menganggap roh jahat mendatangi mereka. Untuk menakut-nakuti roh jahat itu, mereka menabuh panci dan menyalakan kembang api.

5. Membasuh mata dengan urine
Banyak kepercayaan di India tentang gerhana, salah satunya tentang membasuh mata dengan urine usai gerhana terjadi. Mereka percaya, urine mampu membuat mata tak sakit lagi.
Lalu, saat terjadi gerhana bulan dilarang untuk tidur dengan rambut basah. Jika dilakukan hal tersebut dipercayai membuat seseorang jadi gila.

6. Berburu gerhana
Gerhana matahari maupun bulan jarang terjadi. Hal ini membuat mereka yang menggemari hal-hal seperti ini datang menuju tempat terbaik untuk menyaksikan fenomena alam ini. Pada tahun ini Indonesia memiliki banyak titik untuk bisa melihat gerhana matahari total.
Diantaranya  Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara, serta sejumlah kota besar seperti Palembang, Tanjung Pandang, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Ternate, dan Sofifi.
Selain turis lokal, gerhana matahari total (GMT) tahun ini diperkirakan mampu menyedot lebih dari 5.000 wisatawan mancanegara (wisman) dari berbagai negara.


7.Hadis Tentang Gerhana Matahri 
Segala puji hanya untuk Allah Ta’ala, shalawat dan salam semoga Allah curahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya. Amiin.
Matahari dan bulan adalah makhluk (ciptaan) Allah SWT, sampai detik ini kedua makhluk tersebut taat (tunduk/sujud) dengan perintah Allah untuk bergerak pada porosnya dan berkeliling pada garis edarnya. Dalam Al Quran ada 10 ayat lebih yang menerangkan tentang matahari dan bulan (QS. 13:2, 14:33, 16:12, 21:33, 29:61, 31:29 dst.), berikut ini salah satunya :

وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ دَآئِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ (٣٣)
“Dan Dia (Allah) telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (QS. Ibrahim 14:33)
Hanya Allah Ta’ala saja yang bisa berkomunikasi dengan keduanya, gerhana adalah fenomena yang hanya dialami oleh matahari dan bulan, sebagai tanda keduanya tetap tunduk/sujud dengan apa yang Allah amanatkan. Fenomena inilah yang hanya bisa dilihat oleh manusia, baik dengan mata telanjang maupun dengan bantuan alat seperti teleskop, dimana keduanya masih beredar pada garis edarnya sesuai dengan perintah Allah Ta’ala yang disampaikan dalam Al Quran. Selanjutnya dalam ayat diatas Allah menunjukan tanda sujudnya bumi, dengan adanya pergantian siang dan malam. Bumi hingga kini masih berputar dan tetap taat kepada Allah untuk bersujud.
Maka selaku manusia yang taat kepada Allah Ta’ala, ketika melihat makhluk lain bersujud kepada-Nya, Apakah kita akan menentang untuk tidak bersujud ketika mendengar berita atau mengalami terjadinya gerhana? Tentu tidak, manusia yang taat akan ikut bersujud ketika ditampakkan tanda-tanda kekuasaan Allah atas ciptaan-Nya yang bersujud kepada-Nya.
Dalam surat dan ayat lain Allah berfirman,

وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (٣٧)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.” (QS. Al Fushilat 41:37)
Betapa sayangnya Allah terhadap manusia, hingga menurunkan ayat diatas. Fenomena siang dan malam adalah cara bersujudnya bumi, maka manusia pun ikut bersujud saat itu dengan cara shalat subuh, dzuhur dan ashar, serta menjelang malam dilanjutkan dengan shalat magrib dan isya, serta qiyamul lail. Kemudian Allah mengingatkan manusia dengan kalimat “Laa yasjuduu lisy-syamsi wa laa lilqomari”. Jangan bersujud kepada matahari dan tidak juga (sujud) kepada bulan, dilanjutkan dengan “wasjuduu lillahi kholaqohunna” tapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya. “inkuntum iyyaahu ta’buduun” begitulah hendaknya kamu beribadah/mengabdi.
Matahari dan bulan dengan fenomena gerhana ditunjukan oleh Allah kepada manusia bahwa keduanya tetap tunduk. Kenapa Allah tunjukan/tampakan ketundukan bulan dan matahari? Jawabannya ada di dalam Al Quran, agar manusia dapat menyaksikan kekuasaan Allah dengan modal yang diberikan-Nya kepada tiap-tiap manusia. Modal apa yang sebenarnya Allah berikan kepada tiap manusia? Berikut ayatnya,

قُلْ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۖ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ (٢٣)
“Katakanlah: “Dialah Yang menciptakan kamu (manusia) dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati”. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.” (QS.67:23).
Modal yang diberikan Allah kepada manusia ada 3, yaitu: pendengaran, penglihatan dan hati. Maka Allah Ta’ala perlihatkan gerhana agar manusia dapat melihat dengan mata-nya, mendengar berita tentang gerhana dengan telinga-nya, kalau matahari dan bulan tetap bersujud (tunduk) kepada Allah, tapi amat sedikit dari manusia yg bersyukur (memahami dengan hati-nya/ikut bersujud kepada Allah).

Rasulullah SAW sebagai suri tauladan manusia, memberikan contoh agar kita shalat ketika terjadi gerhana, maka dalam shahih bukhari ditemukan banyak hadits berhubungan dengan hal tersebut. Salah satunya terjemahan hadits-hadits tersebut sebagai berikut,

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dan Hisyam bin ‘Urwah dari ‘Urwah dari ‘Aisyah berkata, “Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka beliau berdiri melaksanakan shalat bersama orang banyak, beliau memanjangkan bacaan, lalu rukuk dengan memanjangkan rukuk, kemudian mengangkat kepalanya, lalu membaca lagi dengan memanjangkan bacaannya namun tidak sebagaimana panjang bacaan yang pertama. Kemudian beliau rukuk lagi dengan memanjangkan rukuk, namun tidak sepanjang rukuk yang pertama, lalu mengangkat kepalanya kemudian sujud dua kali. Beliau kemudian berdiri kembali dan mengerjakan seperti pada rakaat pertama. Setelah itu beliau bangkit dan bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, yang Dia perlihatkan kepada hamba-hambaNya. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka segeralah mendirikan shalat.” Shahih Bukhari No. 998.
Dengan fenomena gerhana yang baru saja terjadi, mari kita perbaharui segala sikap hidup ini dengan tiga modal yang diberikan Allah. Melalui membaca, mendengar Al Quran dan As Sunnah dengan terjemahannya, agar dapat diresapi oleh hati. Sehingga kita dapat menjadi muslim yang selalu tunduk/sujud kepada Allah, tidak seperti iblis sebagaimana Allah Ta’ala informasikan dalam Al Quran.

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍ (٢١)
Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya; Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. (QS. Al Araaf 7:12)
Andaikata ada yang kurang paham dalam memahami terjemahan dari Al Quran dan As Sunnah, maka jangan segan-segan untuk bertanya kepada orang yang berilmu (ulama). Definisi ulama menurut Al Quran sangat luas berikut informasi tersebut

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ (٢٨)
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang berilmu). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Faatir 35:28)
Sebagai sesama manusia yang lemah kita saling mengingatkan, dan kita serahkan segala urusan kepada Allah Ta’ala, Dia-lah (Allah) yang ahad yang mengurus semua makhluk-Nya, tanpa tidur dan tak kenal lelah. Maka andaikata ada kesalahan, semoga Allah menurukan rahmat dan ampunan-Nya kepada kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin, semoga Islam bisa menjadi rahmatan lil ‘alamin. Amiin, Allahuma amiin..

Advertiser